Saturday 16 February 2013

SALING BERKATA BENAR

SALING BERKATA BENAR 
Efesus 4 : 25 
By. Aprys Radja



Kata-kata memiliki pengaruh yang besar!.
Hari ini saya akan membahas mengenai : “saling berkata benar”. Dari hal ini maka kita langsung melihat bahwa hal ini berkaitan dengan mulut kita, dengan kata-kata kita. Beberapa dari kita mungkin menyadari mengenai betapa besarnya pengaruh dari kata-kata. Hal ini tidak begitu mengejutkan kita karena kita sendiri bahkan mungkin telah mengalaminya. Adanya saja kesalahpahaman karena kabar yang kita terima itu tidak berimbang ataupun hanya berupa isu ataupun gosip. Pertengkaran suami isteri karena kata-kata yang tidak menyenangkan. Seseorang itu merasa senang karena kata-kata yang ia dengar. Dalam dunia ini, kata-kata memainkan peranan yang penting. Bagaimana saudara memulai suatu hubungan? dengan kata-kata. Bagaimana saudara menyatakan perasaan saudara? bisa dengan tindakan tapi juga dengan kata-kata. Namun hendaklah kita mengingat perkataan Yohanes : hendaklah kasihmu itu jangan hanya kata-kata tapi perbuatan. Tapi apa yang ingin saya katakan disini adalah kata-kata, mulut saudara itu, memiliki pengaruh yang besar dan akan mengakibatkan sesuatu yang besar pula. Jika saudara tahu menggunakan dengan baik dan bijaksana maka hal itu akan menghasilkan sesuatu yang baik.

Perkataan kita adalah cerminan siapa kita!.
Ada satu hal yang Tuhan katakan dengan terus-terang : apa yang keluar dari mulut itu meluap dari hati! Apa yang ingin saya katakan adalah demikian : kata-kata saudara itu adalah cerminan siapa saudara. Sering kita mengatakan apa yang kita lakukan adalah cerminan siapa kita tapi tahukah saudara bahwa kata-kata saudara juga adalah cerminan siapa saudara? Bagaimana kata-kata orang yang penuh kekuatiran? Bagaimana mereka yang memiliki iman berkata? Ini bukan hanya sekedar mengungkapkan pengetahuan karena terbiasa mengatakan kata-kata tersebut tetapi sesuatu yang mengungkapkan keadaan hati. Orang Kristen terbiasa mengatakan jangan kuatir, percaya saja tetapi waktu keadaan itu menimpa dia, dia berkata yang lain. Mereka biasa berkata haleluyah tapi itu tidaklah berarti apa-apa bagi saya. Ketika saudara dalam tekanan masihkah saudara berkata “haleluyah”, nah itulah yang berarti, itulah jati diri saudara. Saya sudah seringkali mendengarkata-kata rohani dikatakan dengan begitu dangkal di banyak tempat. Tapi ketika masalah begitu menekan, orang yang sama, mengeluarkan kata-kata yang berlawanan 180 derajat dengan yang sebelumnya ia katakan. Perkataan saudara itu tidak ada artinya hingga saudara berada pada kondisi tersebut dan lihatlah perkataan yang keluar dari mulut saudara. Inilah yang ingin saya katakan  : “bahwa percakapan kita mencerminkan kondisi spiritual kita”. Apa saudara tidak menyadarinya? perhatikan bagaimana jika hati saudara merasa tidak nyaman dengan seseorang? Bagaimana kalau keadaan rohani saudara sedang bermasalah? Bagaimana jika kita dalam keadaan kekurangan? Yesus memberitahu kita bahwa hal yang memberitahu siapa oang itu adalah ucapan orang itu karena semua yang keluar dari mulut datangnya dari renungan hatinya – intisari atau esensi siapa kita sebenarnya. Yesus memberitahu kita bahwa ucapan orang yang baik sangatlah baik karena hatinya baik; ucapan yang mengalir dari orang yang hatinya jahat adalah jahat karena ia keluar dari hati yang jahat. Jadi, saudara bisa mengecek siapa saudara dari percakapan saudara! Jadi, suatu waktu jika saudara sedang berbincang-bincang coba saudara dengar apa yang sedang saudara perbincangkan! Sekali lagi, perkataan saudara adalah cerminan siapa saudara (baca Matius 12 : 34-37).

Berkata benar vs mencari pujian manusia!.
Jika saudara melihat kepada nats dimana kata “benar” dalam efesus 4 : 25 ini muncul pertama kali (dalam bahasa sumbernya-Yunani), yaitu di Matius 22:16-18, saudara akan mendapati tentang bagaimana orang-orang farisi ingin menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Apa yang mereka katakan kepada Yesus adalah benar. Itulah pribadi Yesus. Kata itu pada nats ini diterjemahkan sebagai “jujur”. Jika saudara ingin menjadi seorang yang dapat berkata benar, maka saudara haruslah seseorang yang tidak takut terhadap apapun dan siapapun (dalam hal kebenaran) dan juga tidak mencari muka (ada orang yang mengatakan kebenaran hanya untuk mencari muka atau pengakuan – tindakannya benar tapi motifnya juga harus benar, inilah Yesus). Saudara lihat apa yang mereka katakan adalah benar dan bahkan disertai pujian! Berhati-hatilah jika seseorang yang menentang saudara mulai memuji saudara. Amsal mengatakan sahabat memukul dengan maksud baik namun musuh mencium dengan berlimpah-limpah. Masalahnya dengan kebanyakkan orang Kristen, mengapa mereka gampang di perdaya karena pujian gampang sekali mengalahkan mereka.

Perkataan yang benar berasal dari hati yang benar, seorang manusia baru!.
Ketika saya memperhatikan pengajaran Tuhan kita, Yesus Kristus, Ia tak begitu meluangkan waktu untuk mengurusi perkara membatasi perkara-perkara yang tampak. Pengajaran-Nya selalu langsung berhubungan dengan aspek internal manusia, yaitu “hati”manusia. Mengapa? karena anda tidak akan pernah berhenti melakukan sesuatu yang tidak benar tanpa hati anda diubahkan terlebih dahulu. Dengan hanya mengatakan jangan, itu hanya menghentikan tindakan eksternal tetapi hal itu tidak akan pernah mengubah hatinya. Inilah yang juga terlihat dari Paulus. Sebelum ia masuk ke dalam hal ini : Buanglah dusta dan berkatalah benar. Di ayat 20 ia mengatakan : ‘tetapi bukan demikian, kamu yang mempelajari Kristus”. - Jika kamu memang telah mendengar Dia dan di ajar oleh-Nya (21). Apa itu? Untuk meninggalkan kehidupan kamu yang lama (manusia lama) dan mengenakan manusia baru. Dia menangani hal yang hakiki terlebih dahulu, yaitu kamu harus mati terhadap kehidupan kamu yang lama agar kamu mengenakkan manusia baru. Manusia baru dengan hati yang baru. Dan jika benar hal ini bagi kita, bahwa kita adalah sesama anggota tubuh Kristus maka “buanglah dusta dan berkatalah benar”. Uniknya kata menanggalkan di ayat 22 adalah kata yang sama untuk “buang” di ayat 25 ini dalam bahasa sumbernya . Manusia lama diparalelkan dengan “dusta” dan manusia baru diparalelkan dengan “berkata benar”. Dengan kata lain, berkata benar adalah ciri seorang manusia baru, seorang anggota tubuh Kristus.
 
Apa maksudnya hal ini? Apakah ini hanya sebatas jangan lagi berbohong, menipu dan yang lainnya dan berkatalah yang benar, yang jujur? Apakah hanya sebatas ini?

Dusta vs Berkata benar!
Jika demikian apa maksudnya berkata benar? Apa artinya berdusta? Apakah berkata benar berarti mengatakan firman Tuhan saja atau yang penting apa yang saya katakan itu benar dan jujur? Apakah dusta itu hanya berarti berbohong? Apakah berkata benar itu hanya berarti bahwa yang saya katakan adalah sesuatu yang benar? Jika saudara membaca surat kepada jemaat ini, jemaat ini memiliki keunggulan dibandingkan jemaat Korintus. Melihat kepada kitab Wahyu, sedikit kita mengetahui bahwa jemaat ini adalah jemaat yang secara rohani cukup luar biasa. Dengan kualitas yang luar biasa. Di wahyu 2 kita melihat kalau mereka memiliki kualitas yang mengagumkan karena mereka dapat mengetahui bahwa seorang itu rasul palsu. Itu membutuhkan kualitas yang luar biasa. Jadi, apakah Paulus hanya sekedar mengatakan untuk tidak berbohong dan katakanlah kebenaran, berkatalah jujur?

Jadi, apa itu dusta? Dan apa itu berkata benar?.
Saudara tahu bagaimana suatu dusta dapat diterima sebagai kebenaran? Mengapa ia tidak terlihat sebagai dusta? Dusta yang paling efektif adalah dusta yang sebagiannya benar karena ia berisikan elemen kebenaran. Dusta yang total tidaklah pernah meyakinkan. Saudara tahu bagaimana Yesus di cobai oleh Iblis? Ia menggunakan firman. Bagaimana ia mencobai Hawa? Ia menggunakan firman. Dalam kasus Hawa ia menggunakan firman namun tidak utuh. Dalam kasus Yesus ia menggunakan firman sebagai pembenaran akan apa yang kelihatan masuk akal di lakukan. Dusta yang tidak terlihat sebagai dusta merupakan bahaya di dalam gereja yang sesungguhnya, inilah cara iblis. Inilah maksud dari kata memperdaya. Bagaimana seseorang diperdaya? Ia di buat untuk melihat bahwa hal itu benar.

Dengan kata lain, berkata benar berarti : mengatakan sesuatu yang seutuhnya adalah kebenaran.
Jika saudara melihat orang yang sedang membela diri sebagai contohnya, dia hanya akan menunjukkan fakta-fakta yang akan menunjukkan bahwa dia tidak bersalah. Apakah benar dia sama sekali tidak bersalah? Kecenderungannya adalah ia menunjukkan kebenarannya dan kesalahannya diabaikan begitu saja. Apakah ini kebenaran? Banyak kali kita terjebak dalam hal ini sehingga persekutuan kita hancur. Semua ingin terlihat benar sehingga hanya menunjukkan kebenarannya saja. Ini sesuatu yang palsu.

Kata yang digunakan disini sebagai dusta juga memiliki ide berkaitan dengan sesuatu yang ”palsu”. Apa artinya palsu? Ia mirip sekali dengan yang asli. Bahkan mungkin sangatlah mirip namun tidak sejati. Terkadang mendengar pengajaran-pengajaran yang ada sekarang membuat saya begitu takut karena sekalipun palsu banyak orang kristen yang tidak sanggup untuk membedakannya. Palsu mirip dengan yang asli, tapi ada yang ditambahkan ke dalamnya. Dia bukan hanya kebenaran tapi telah tercampur. Tidak murni.

Dengan kata lain, siapakah mereka yang dapat berkata benar? Mereka yang murni, yang tidak memiliki alasan lain selain hanya kebenaran. Mereka yang hidup dalam kebenaran itu. Terkadang perasaan saudara dapat merusakkan kebenaran yang murni. Menyatakan kebenaran namun dengan sikap dan motif yang salah. Berhati-hatilah.

Sebagai peringatan, bacalah :
Wahyu 21:27  27 Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Wahyu 22:15  15 Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar. Oleh karenanya di dalam Alkitab kita mengenal adanya saudara seiman palsu, rasul palsu, guru palsu, saksi palsu, nabi palsu, mesias palsu. Jadi, kepalsuan ini berada dalam semua golongan dalam gereja dan semua bisa menjadi seorang yang palsu.

Dusta dapat membunuh!.
Mengapa ini begitu penting untuk gereja? Mengapa kerajaan Allah menekankan hal yang sama?. Kita teringat akan apa? Kebenanaran berasal dari Allah dan dusta berasal dari Iblis! Adakah kebenaran Allah itu hanya sebagian? Dapatkah ia tercampur dengan sesuatu yang berasal dari si jahat? Dengan kata lain, segala sesuatu yang diluar dari kebenaran berasal dari Iblis. Seorang Kristen hanya mengatakan kebenaran, yang seutuhnya kebenaran. Contohnya kejadian di Yohanes 8! Apa yang dikatakan di sana? Iblis adalah pendusta dan juga pembunuh. Dua kata yang diparalelkan dihubungkan dengan karakter iblis. Apa yang dapat kita pelajari? Dusta adalah sekarakter dengan membunuh. Mengertikah apa yang saya maksudkan? Dusta, ketidakbenaran, perkataan yang tidak benar, yang sebagian benar dapat membunuh, membinasakan. Berapa kali terjadi kekacauan dan ketidakharmonisan diantara sesama anggota gereja hanya dikarena suatu perkataan dusta, yang kelihatannya benar? Hanya dikarenakan mempercayai gosip? Dikarenakan karena kita hanya menggunakan satu telinga bukan kedua-dua telinga kita? Dapatkah dusta menghancurkan gereja? Jawablah sendiri. Oleh karenanya, penting untuk kita berkata benar satu dengan yang lainnya sebagai sesama anggota.

Perhatikan kejadian di Eden!.
Iblis berdusta kepada Adam dan Hawa, dan akhirnya ia membunuh mereka secara rohani. Mereka mati secara spiritual. Berbohong kepada seseorang berarti kita sedang mengarahkannya kepada kematian, karena ia akan menghidupi dusta itu, kepalsuan itu sebagai kebenaran bahkan untuk itu ia dapat melangkahi kehendak Allah. Kita harus mengatakan kebenaran yang utuh, hanya kebenaran, jika tidak, kita akan menemukan bahwa kita berada di pihaknya Iblis.
Ayat terakhir:
1 Korintus 5:8   8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. Gereja harus tanpa ragi melainkan dengan kemurnian dan kebenaran. 2 hal ini bersama-sama.

A M I N

No comments:

Post a Comment