“MENGEJAR
KESEMPURNAAN”
By.
Aprys Radja
Mari
kita melanjutkan pembahasan kita mengenai “kekudusan”. Hari ini kita ingin
melihat satu lagi bagian penting pengajaran firman Tuhan yang berhubungan erat dengan
kekudusan namun yang sangat jarang kita dengar karena sangat jarang ada yang
mengajarkan hal ini. Hal ini mungkin dikarenakan kebanyakkan orang memandangnya
sebagai sesuatu yang tidak relevan untuk disampaikan saat ini. Sekalipun hal
ini begitu sangat sering muncul dalam Alkitab namun kebanyakkan orang tidak
begitu memperhatikannya karena pada kenyataannya kebanyakkan kita tidak tahu
seperti apa itu dan kalaupun ada yang memahaminya, hal itu merupakan sesuatu
yang sulit untuk dicapai berdasarkan kenyataan hidup mereka.
Tujuan Hidup Kristen :
“Kesempurnaan di dalam Kristus”
Hal
yang ingin kita bicarakan pada hari ini adalah mengenai “mengejar
kesempurnaan”. Apakah saudara terkejut dengan tema kita ini?. Apakah saudara
merasa ada kesalahan dalam apa yang saudara dengar?. Tidak , saudara tidak
salah mendengar. Inilah tujuan kehidupan kekristenan sebenarnya. Sebagaimana
yang Rasul Paulus katakan : “Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan
tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan
kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku (Kolose 1 : 28-29)”.
Perhatikan Alkitab saudara, apakah nats yang saya bacakan dari Alkitab saya
berbeda dari yang tercatat dalam Alkitab saudara?. Saudara lihat, apa yang
menjadi sasaran dari pelayanan Paulus?. Apakah yang sedang ia usahakan dan ia
pergumulkan dengan segala tenaga sesuai kuasa Tuhan di dalamnya?. Yaitu “untuk
memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan
di dalam Kristus”. Saudara lihat : “kesempurnaan di dalam Kristus”. Ini
bukan istilah teologis semata namun kenyataan hidup. Dengan kata lain, saudara
tidak dapat memisahkan persoalan keselamatan dengan kesempurnaan. Jika saudara
memandang mengejar kesempurnaan itu tidak penting maka lupakan saja mengenai
keselamatan.
Mari kita lihat perkara ini
dari sudut yang lain.
Pada kenyataannya, hampir
semua orang memandang penting kesempurnaan. Mengapa saya katakan demikian?.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang ingin terlihat
sempurna dihadapan orang lain, bukan?. Kebanyakkan orang ingin terlihat
istimewa. Mungkin beberapa orang tidak karena sikap puas diri atau kemalasan
mereka. Namun inilah kenyataannya. Oleh karena itu, banyak orang yang begitu
memperhatikan pakaian apa yang ia gunakan, bagaimana penampilan tubuh dan
wajahnya, dan lain sebagainya. Dan bagaimana mereka mencapai semua itu?. Dengan
diet dan beberapa terapi olah raga sekalipun itu sangat tidak menyenangkan.
Mereka bahkan sanggup menghabiskan begitu banyak uang untuk mengoperasi wajah
mereka. Ada yang menggunakan alis mata yang bahkan harganya hingga ratusan
juta. Bayangkan ini; “sebuah alis mata
dengan harga ratusan juta”. Semua dilakukan agar diri mereka terlihat
sempurna. Nampaknya jika itu berhubungan dengan diri kita maka kita dapat
melakukan dan mengejar yang terbaik, bukan?. Bukan hanya itu, kebanyakkan orang
bahkan ingin terlihat sempurna dalam pekerjaan mereka. Mereka ingin apa yang
mererka kerjakan itu sempurna karena itu berdampak langsung kepada penghasilan
dan juga nama besar mereka. Dan saudara lihat, untuk hal ini, orang-orang dapat
bekerja matian-matian, menghabiskan banyak waktu dan tenaga bahkan tidak
sedikit uang yang dikorbankan.
Kesempurnaan Dan Keselamatan Tidak Dapat Dipisahkan
Namun ketika kita bicara
mengenai “kesempurnaan” dalam hidup rohani, hal itu dianggap tidak realistis,
tidaklah relevan. Mengapa demikian?. Ada dua kemungkinannya. Yang pertama adalah
ketidakmengertian kita mengenai apa itu kesempurnaan secara rohani atau alasan
lainnya adalah; dikarenakan kita sebenarnya mengerti mengenai hal ini namun
kemudian kita memandangnya tidak realistis karena harganya adalah kita harus
selesai dengan diri kita, dengan kepentingan diri kita, sekalipun kita tahu
bahwa ia berhubungan dengan keselamatan.
Jika ada dari antara saudara
yang pernah mencoba dengan serius untuk menjalani hidup sebagai seorang Kristen
untuk satu hari saja maka saudara akan benar-benar bersimpati dengan orang-orang yang menyatakan bahwa kesempurnaan
itu tidak dapat diterapkan. Mengapa? Sebagai contohnya yaitu Matius 5 : 48 -
dikatakan : “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di
sorga adalah sempurna”. Dan apa konteksnya di sini?. “Sempurna dalam hal
mengasihi”. Seperti apa itu?. Apakah “saudara mengasihi sesama seperti diri
saudara sendiri?” atau mampukah saudara untuk mengasihi musuh saudara?. Oleh
karenanya kita mendapati bahwa jalan sebagai seorang Kristen ini begitu sangat
sempit dan sulit. Tetapi pertanyaannya adalah apakah Tuhan yang sengaja
menjadikan hidup saudara sebagai seorang Kristen itu sulit?. Apakah Dia yang
menjadikan jalan itu begitu sempit?. Apakah Dia senang melihat saudara kesususahan?.
Tidak. Jalan itu sempit dan begitu sulit untuk dilalui karena kita belum lagi selesai
dengan diri kita, dengan kepentingan kita. Jika kita mau, oleh kasih
karunia-Nya, kita dapat menghidupinya. Dalam Alkitab, mereka yang sempurna
merujuk kepada mereka yang secara rohani dewasa. Seperti apakah mereka yang dewasa
secara rohani?. Mereka yang selesai dengan ego mereka, kepentingan dirinya
sendiri. Setiap hari mereka hidup dengan sikap semacam ini.
Melalui hal ini saya juga ingin
menegakkan satu hal yang sangat penting kepada saudara melalui perkara
kesempurnaan ini. Apa itu?. Jika saudara memperhatikan Filipi 3 secara khusus,
saudara akan mendapati konsep mengenai kesempurnaan itu begitu menonjol dan
sebenarnya dalam pasal ini, terdapat 3 jenis kesempurnaan dan ketiganya adalah
berbeda. Saya harap saudara dapat melihat hal ini hari ini sehingga tidak ada
kesalahpahaman dalam memandang hal ini.
Kesempurnaan Dalam Daging Sangatlah Berbahaya
Mari kita lihat yang pertama
pada Filipi 3 : 4-6.
Satu hal yang menarik, Paulus mengatakan
bahwa dalam ketaatannya kepada hukum Taurat, ia tidak bercela. Sangat menarik.
Paulus mengatakan bahwa bahkan dalam hidupnya yang lama, ia adalah orang yang
sempurna dalam ketaatan akan Taurat. Dalam hal-hal lahiriah, ia tidak ada
cacatnya. Jadi, saudara lihat bahkan seseorang yang masih hidup dalam daging,
dalam manusianya yang lama, dalam hidup lamanya, dapat mencapai apa yang namanya
kesempurnaan.
Tetapi ada satu hal yang
sangat berbahaya dari orang dengan kesempurnaan jenis ini. Saudara tahu,
kesempurnaan jenis ini akan membawa saudara kemana?. Apa yang terjadi dengan
Paulus sebagaimana yang ia beritahukan kepada kita dalam Filipi 3 ini?. Ia menjadi seorang penganiaya pengikut
Kristus, para pengikut jalan Tuhan. Dan saudara tahu mengapa ia menganiaya
mereka?. Karena ia menganggap itu sebagai kewajiban agamawinya, sesuatu yang ia
pandang sebagai kebenaran. Dalam kasus
Paulus ini, ia bahkan melakukan semua itu dengan semangat yang berapi-api. Dan
apa yang dihasilkan?. Seorang benar seperti Stefanus dihukum mati dihadapannya dan kemudian para
pengikut Tuhan tercerai-berai. Sangat mengerikan apa yang dapat dihasilkan oleh
kesempurnaan manusia secara lahiriah karena ia akan menghasilkan fanatisme, suatu
semangat antusias, semangat manusia yang berapi-api namun yang menegakkan
kebenaran diri sendiri dihadapan Allah. Inilah kesempurnaan dalam daging. Kesempurnaan
jenis ini, sekalipun dilakukan bagi Tuhan namun berpusatkan pada manusia, pada
diri sendiri dan dipengaruhi oleh ide-ide kesempurnaan manusiawi, dimana ia
dengan ketat manaati tradisi manusia dan mencari pujian manusia.
Oleh karena itu
berhati-hatilah!. Bahkan semangat dalam Alkitabpun bisa menjadi sesuatu yang
sangat berbahaya. Mengapa? Karena ada semangat yang rohani bagi Allah namun ada
juga semangat yang manusiawi bagi Allah. Semangat yang manusiawi ini sangat
mudah dipengaruhi oleh kecemburuan dan hal-hal yang dari daging. Sebagai contohnya
di dalam surat Filipi inipun kita mendapati bawa ada orang yang memberitakan
Kristus karena dengki dan perselisihan, dan bukan dengan maksud yang baik,
bukan karena kasih, namun kepentingan diri sendiri dan dengan maksud yang tidak
iklas (Filipi 1 : 15-17). Inilah bahayanya. Kesempurnaan jenis ini digerakkan
oleh semangat yang kedagingan, yang dimotivasikan oleh diri sendiri. Semangat
mereka bagi Tuhan memang muncul dari komitmen kepada Tuhan tetapi digerakan
oleh motif yang salah.
Semangat jenis ini, secara
eksternal atau dari luar tidaklah mudah untuk dibedakan, manakah yang rohani dan
mana yang daging. Mengapa? Karena keduanya sama-sama merupakan semangat bagi
Allah tetapi motivasi kedua jenis semangat ini sama sekali berbeda. Keduanya
bisa melakukan hal yang sama bagi Tuhan namun apa yang menggerakkan mereka dan
yang menjadi pusat dari apa yang mereka lakukan bisa sama sekali berbeda. Jadi
berhati-hatilah!. Kesempurnaan semacam apa yang sedang saudara kejar
sebenarnya?. Bayangkan, orang seperti Paulus (pada waktu itu masih benama
Saulus), seorang yang ahli dalam Taurat, seorang ahli teologi di bawah didikan
seorang rabi besar yaitu rabi Gamaliel Agung, dapat terjebak dalam hal ini.
Kesempurnaan Rohani Adalah Bagi Mereka Yang Rohani, Bukan
Yang Dibawah Daging
Oleh karenanya, sebelum kita berbicara
mengenai mengejar kesempurnaan, hal pertama yang saya ingin saudara tanyakan
dengan serius adalah apakah hidup saudara masih berada di bawah daging?.
Dibawah kendali daging?. Dibawah cara hidup saudara yang lama?. Jika iya,
dengarlah dengan baik saran saya : “janganlah saudara mengejar kesempurnaan”.
Mengapa?. Jika saudara masih lagi berada dibawah daging dan saudara mengejar kesempurnaan
maka saudara akan berakhir dengan kesempurnaan yang salah. Oleh karenanya, yang
paling awal yang harus diperhatikan adalah bagaimana saudara memulai hidup
kekristenan saudara ini. Saudara haruslah mengalami regenerasi, kelahiran baru
dari Allah. Dengan demikian, ini mengarahkan saudara untuk terlebih dahulu mengambil
keputusan untuk selesai dengan diri saudara, dengan hidup lama saudara yang
berpusatkan ego saudara itu. Benar-benar selesai dengan dosa, dunia dan diri
saudara.
Ciri AntiKristus
Saya ingin saudara
memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh karena sebagaimana yang telah
diperingatkan kepada kita oleh firman bahwa bahkan beberapa musuh terbesar
gereja itu sendiri muncul atau berasal dari gereja. Sebagai contoh; diberitahukan
kepada kita dalam 1 Yoh 2 : 18-19 bahwa antikristus itu berasal dari antara
kita namun mereka itu sebenarnya tidak sungguh-sungguh termasuk ke dalam kita.
Mengapa?. Mereka adalah orang-orang yang mungkin telah di didik dalam kebenaran
firman Tuhan bahkan mungkin telah dibaptis namun yang sama sekali belum pernah mengalami
kelahiran baru dari Allah. Mengapa?. Karena mereka belum pernah benar-benar
selesai dengan diri mereka. Dan salah satu tanda dari antikristus adalah bahwa
mereka ingin menjadi yang no 1 digereja Tuhan, bukan lagi Allah dan Kristus.
Mereka mengejar kesempurnaan namun bukan Allah fokusnya namun diri mereka
sendiri. Oleh karena itu, hati dan motif kita haruslah sepenuhnya diselidiki
dihadapan Allah.
Yang sempurna secara rohani : “Hidupnya, Hatinya dan
Seluruh Pikirannya berpusatkan kepada Kristus dan Allah.
Nah, bagaimana dengan kesempurnaan
yang rohani?. Seperti apakah orang yang sedang mengejar kesempurnaan yang
rohani?. Saudara dapat melihatnya di dalam Filipi 3 : 15. Apa yang dikatakan di
sana? : “Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau
lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu”.
Kata “kita” disini termasuk juga Paulus dan ia sedang merujuk kepada
kesempurnaan secara rohani di sini. Perhatikan apa yang ia katakan di Filipi 3
: 13-14 – “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di
belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari
kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam
Kristus Yesus”.
Ia mengatakan bahwa ini yang
ia lakukan yaitu ia melupakan apa yang dibelakangnya. Apa itu? Segala
pencapaian-pencapaian lahiriahnya itu (Filipi 3 : 5-6), termasuk kesempurnaaan
lahiriahnya itu. Bukan hanya itu; segala yang dibelakangnya termasuk dirinya
sendiri. Ia telah memutuskan untuk selesai dengan dirinya. Bahkan dia telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah. Hal ini dikarenakan matanya
tertuju untuk mengenal Kristus (Filipi 3 : 8, 10). Inilah cara pikir mereka
yang sempurna. Mereka yang sempurna secara rohani, hidupnya, hatinya dan
seluruh pikirannya berpusatkan kepada Kristus dan Allah.
Dengan demikian, sekarang
saudara dapat melihat bahwa kesempurnaan rohani di dalam Alkitab berkaitan dengan
isi dan sikap hati kita. Paulus tidak sedang mengatakan bahwa ia telah sempurna
secara absolut yaitu kehidupan yang sempurna secara moral dimana ia tidak
melakukan kesalahan sedikitpun; karena pada kenyataannya, sekalipun hati kita
sempurna bagi Allah dan kita benar-benar berusaha menjadi sempurna, adakalanya kita
melakukan kesalahan karena kurangnya pemahaman akan perkara-perkara rohani.
Niat kita mungkin baik tetapi pelaksanaannya mungkin saja salah karena kita
tidak mengetahui tindakan yang paling tepat untuk dilakukan pada waktu dan
situasi-situasi tertentu. Hal ini terutama nampak pada mereka yang baru menjadi
seorang percaya, bagi mereka yang masih belum belajar hidup bergaul dengan Tuhan dan belajar mengenal kehendak
Tuhan. Roh Allah siap membimbing kita dalam kebenaran namun itu terbatasi oleh
kemampuan kita untuk dapat berkomunikasi dengan-Nya.
Kesempurnaan ini berpusatkan
kepada Allah dan berasal dari sikap hati yan sempurna kepada Allah. Dengan
demikian, ia bukanlah sesuatu yang dikejar untuk dipamerkan. Berhati-hatilah
dan ujilah kesempurnaan macam apa yang saudara kejar dan itu sangat berhubungan
dengan sikap hati saudara yang tersembunyi itu, siapa saudara yang tidak
terlihat itu. Alangkah anehnya jika ada orang yang biasanya malas namun ketika ada
orang lain menjadi begitu sangat rajin
atau yang sebenarnya tidak suka berdoa dan belajar firman namun ketika ada
orang-orang tertentu menjadi begitu sangat tekun dalam doa dan firman. Kehidupan yang seperti apa ini?. Oleh karenanya
manusia sempurna pada dasarnya adalah mereka yang hidupnya secara total terpusat
kepada Allah.
Kesempurnaan Absolut : “Ketika kita bersama dengan Tuhan
dan memandang-Nya muka dengan muka”
Yang terakhir. Kita mendapati satu
ayat yang berkontradiski dengan penyataan Paulus sebelumnya di Filipi 3 : 15.
Dalam ayat 15, ia mengatakan “kita yang sempurna” namun di ayat 12 ia mengatakan
: “ia belum lagi sempurna”. Sebenarnya ayat ini tidak berkontradiksi karena ia
memang membicarakan kesempurnaan dalam level yang lain, yaitu kesempurnaan
abslout. Ia mengakui bahwa ia tidak sempurna dalam pengertian secara absolut
tanpa dosa atau kesalahan sedikitpun. Mengapa?. Karena kesempurnaan jenis ini
tidak mungkin dicapai dalam hidup saat ini, selama kita masih berada dalam tubuh daging ini.
Namun ini tidak bermakna
berdosa ataupun melakukan pelanggaran itu wajar. Tidak. Selama kita masih dalam
daging, ada kalanya kita melakukan kesalahan karena kurangnya pengertian atau
ketidaktahuan kita akan perkara rohani tertentu. Adalakalanya kita lalai dalam
suatu hal dan kelalaian adalah dosa. Kekeliruan dalam melakukan suatu hal juga
adalah dosa. Jadi kita semua masih jauh dari kesempurnaan jenis ini dan ia tidak
dapat dicapai pada masa sekarang. Hanya di masa depan ketika tubuh kita ini telah
diubahkan, kita akan menjadi sempurna seutuhnya.
Nah, oleh karena itu Paulus
mengatakan aku belum sempurna dalam hal ini namun aku mengejarnya. Ia tidak
menganggap kelalaian atau ketidakmengertian dalam perkara tertentu sebagai hal
yang biasa, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk membenarkan diri. Ia
mengejarnya. Di satu sisi, ia pernah mengatakan bahwa ia lebih suka mati dan
diam bersama-sama dengan Kristus. Mengapa?. Karen ia tahu, selama ia masih
berada dalam tubuh dagingnya ini, ia tidak dapat berkomunikasi dengan Allah
muka dengan muka dan secara sempurna mengenal Allah. Tapi ini bukan dengan
bunuh diri namun dengan hidup dalam ketaatan dan kesetiaan hingga kematiannya
datang. Jadi, saudara lihat, inilah mereka yang sempurna secara rohani, dimana
kehidupan jasmani bahkan nyawa mereka sendiri tidak menguasai mereka. Mereka
telah selesai dengan semua itu. Mereka tidak takut kepada kematian karena mereka
mengejar kesempurnaan itu. Amin
No comments:
Post a Comment