Tuesday 12 February 2013

Mengejar Kesempurnaan



 MENGEJAR KESEMPURNAAN

By. Aprys Radja

Mari kita melanjutkan pembahasan kita mengenai “kekudusan”. Hari ini kita ingin melihat satu lagi bagian penting pengajaran firman Tuhan yang berhubungan erat dengan kekudusan namun yang sangat jarang kita dengar karena sangat jarang ada yang mengajarkan hal ini. Hal ini mungkin dikarenakan kebanyakkan orang memandangnya sebagai sesuatu yang tidak relevan untuk disampaikan saat ini. Sekalipun hal ini begitu sangat sering muncul dalam Alkitab namun kebanyakkan orang tidak begitu memperhatikannya karena pada kenyataannya kebanyakkan kita tidak tahu seperti apa itu dan kalaupun ada yang memahaminya, hal itu merupakan sesuatu yang sulit untuk dicapai berdasarkan kenyataan hidup mereka.
Tujuan Hidup Kristen : “Kesempurnaan di dalam Kristus”
Hal yang ingin kita bicarakan pada hari ini adalah mengenai “mengejar kesempurnaan”. Apakah saudara terkejut dengan tema kita ini?. Apakah saudara merasa ada kesalahan dalam apa yang saudara dengar?. Tidak , saudara tidak salah mendengar. Inilah tujuan kehidupan kekristenan sebenarnya. Sebagaimana yang Rasul Paulus katakan : “Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku (Kolose 1 : 28-29)”. Perhatikan Alkitab saudara, apakah nats yang saya bacakan dari Alkitab saya berbeda dari yang tercatat dalam Alkitab saudara?. Saudara lihat, apa yang menjadi sasaran dari pelayanan Paulus?. Apakah yang sedang ia usahakan dan ia pergumulkan dengan segala tenaga sesuai kuasa Tuhan di dalamnya?. Yaitu “untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan di dalam Kristus”. Saudara lihat : “kesempurnaan di dalam Kristus”. Ini bukan istilah teologis semata namun kenyataan hidup. Dengan kata lain, saudara tidak dapat memisahkan persoalan keselamatan dengan kesempurnaan. Jika saudara memandang mengejar kesempurnaan itu tidak penting maka lupakan saja mengenai keselamatan.
Mari kita lihat perkara ini dari sudut yang lain.
Pada kenyataannya, hampir semua orang memandang penting kesempurnaan. Mengapa saya katakan demikian?. Pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang ingin terlihat sempurna dihadapan orang lain, bukan?. Kebanyakkan orang ingin terlihat istimewa. Mungkin beberapa orang tidak karena sikap puas diri atau kemalasan mereka. Namun inilah kenyataannya. Oleh karena itu, banyak orang yang begitu memperhatikan pakaian apa yang ia gunakan, bagaimana penampilan tubuh dan wajahnya, dan lain sebagainya. Dan bagaimana mereka mencapai semua itu?. Dengan diet dan beberapa terapi olah raga sekalipun itu sangat tidak menyenangkan. Mereka bahkan sanggup menghabiskan begitu banyak uang untuk mengoperasi wajah mereka. Ada yang menggunakan alis mata yang bahkan harganya hingga ratusan juta. Bayangkan ini; “sebuah alis mata dengan harga ratusan juta”. Semua dilakukan agar diri mereka terlihat sempurna. Nampaknya jika itu berhubungan dengan diri kita maka kita dapat melakukan dan mengejar yang terbaik, bukan?. Bukan hanya itu, kebanyakkan orang bahkan ingin terlihat sempurna dalam pekerjaan mereka. Mereka ingin apa yang mererka kerjakan itu sempurna karena itu berdampak langsung kepada penghasilan dan juga nama besar mereka. Dan saudara lihat, untuk hal ini, orang-orang dapat bekerja matian-matian, menghabiskan banyak waktu dan tenaga bahkan tidak sedikit uang yang dikorbankan.
Kesempurnaan Dan Keselamatan Tidak Dapat Dipisahkan
Namun ketika kita bicara mengenai “kesempurnaan” dalam hidup rohani, hal itu dianggap tidak realistis, tidaklah relevan. Mengapa demikian?. Ada dua kemungkinannya. Yang pertama adalah ketidakmengertian kita mengenai apa itu kesempurnaan secara rohani atau alasan lainnya adalah; dikarenakan kita sebenarnya mengerti mengenai hal ini namun kemudian kita memandangnya tidak realistis karena harganya adalah kita harus selesai dengan diri kita, dengan kepentingan diri kita, sekalipun kita tahu bahwa ia berhubungan dengan keselamatan.
Jika ada dari antara saudara yang pernah mencoba dengan serius untuk menjalani hidup sebagai seorang Kristen untuk satu hari saja maka saudara akan benar-benar bersimpati dengan  orang-orang yang menyatakan bahwa kesempurnaan itu tidak dapat diterapkan. Mengapa? Sebagai contohnya yaitu Matius 5 : 48 - dikatakan : “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”. Dan apa konteksnya di sini?. “Sempurna dalam hal mengasihi”. Seperti apa itu?. Apakah “saudara mengasihi sesama seperti diri saudara sendiri?” atau mampukah saudara untuk mengasihi musuh saudara?. Oleh karenanya kita mendapati bahwa jalan sebagai seorang Kristen ini begitu sangat sempit dan sulit. Tetapi pertanyaannya adalah apakah Tuhan yang sengaja menjadikan hidup saudara sebagai seorang Kristen itu sulit?. Apakah Dia yang menjadikan jalan itu begitu sempit?. Apakah Dia senang melihat saudara kesususahan?. Tidak. Jalan itu sempit dan begitu sulit untuk dilalui karena kita belum lagi selesai dengan diri kita, dengan kepentingan kita. Jika kita mau, oleh kasih karunia-Nya, kita dapat menghidupinya. Dalam Alkitab, mereka yang sempurna merujuk kepada mereka yang secara rohani dewasa. Seperti apakah mereka yang dewasa secara rohani?. Mereka yang selesai dengan ego mereka, kepentingan dirinya sendiri. Setiap hari mereka hidup dengan sikap semacam ini.
Melalui hal ini saya juga ingin menegakkan satu hal yang sangat penting kepada saudara melalui perkara kesempurnaan ini. Apa itu?. Jika saudara memperhatikan Filipi 3 secara khusus, saudara akan mendapati konsep mengenai kesempurnaan itu begitu menonjol dan sebenarnya dalam pasal ini, terdapat 3 jenis kesempurnaan dan ketiganya adalah berbeda. Saya harap saudara dapat melihat hal ini hari ini sehingga tidak ada kesalahpahaman dalam memandang hal ini.
Kesempurnaan Dalam Daging Sangatlah Berbahaya
Mari kita lihat yang pertama pada Filipi 3 : 4-6.
Satu hal yang menarik, Paulus mengatakan bahwa dalam ketaatannya kepada hukum Taurat, ia tidak bercela. Sangat menarik. Paulus mengatakan bahwa bahkan dalam hidupnya yang lama, ia adalah orang yang sempurna dalam ketaatan akan Taurat. Dalam hal-hal lahiriah, ia tidak ada cacatnya. Jadi, saudara lihat bahkan seseorang yang masih hidup dalam daging, dalam manusianya yang lama, dalam hidup lamanya, dapat mencapai apa yang namanya kesempurnaan.
Tetapi ada satu hal yang sangat berbahaya dari orang dengan kesempurnaan jenis ini. Saudara tahu, kesempurnaan jenis ini akan membawa saudara kemana?. Apa yang terjadi dengan Paulus sebagaimana yang ia beritahukan kepada kita dalam Filipi 3 ini?.  Ia menjadi seorang penganiaya pengikut Kristus, para pengikut jalan Tuhan. Dan saudara tahu mengapa ia menganiaya mereka?. Karena ia menganggap itu sebagai kewajiban agamawinya, sesuatu yang ia pandang  sebagai kebenaran. Dalam kasus Paulus ini, ia bahkan melakukan semua itu dengan semangat yang berapi-api. Dan apa yang dihasilkan?. Seorang benar seperti Stefanus  dihukum mati dihadapannya dan kemudian para pengikut Tuhan tercerai-berai. Sangat mengerikan apa yang dapat dihasilkan oleh kesempurnaan manusia secara lahiriah karena ia akan menghasilkan fanatisme, suatu semangat antusias, semangat manusia yang berapi-api namun yang menegakkan kebenaran diri sendiri dihadapan Allah. Inilah kesempurnaan dalam daging. Kesempurnaan jenis ini, sekalipun dilakukan bagi Tuhan namun berpusatkan pada manusia, pada diri sendiri dan dipengaruhi oleh ide-ide kesempurnaan manusiawi, dimana ia dengan ketat manaati tradisi manusia dan mencari pujian manusia.
Oleh karena itu berhati-hatilah!. Bahkan semangat dalam Alkitabpun bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya. Mengapa? Karena ada semangat yang rohani bagi Allah namun ada juga semangat yang manusiawi bagi Allah. Semangat yang manusiawi ini sangat mudah dipengaruhi oleh kecemburuan dan hal-hal yang dari daging. Sebagai contohnya di dalam surat Filipi inipun kita mendapati bawa ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, dan bukan dengan maksud yang baik, bukan karena kasih, namun kepentingan diri sendiri dan dengan maksud yang tidak iklas (Filipi 1 : 15-17). Inilah bahayanya. Kesempurnaan jenis ini digerakkan oleh semangat yang kedagingan, yang dimotivasikan oleh diri sendiri. Semangat mereka bagi Tuhan memang muncul dari komitmen kepada Tuhan tetapi digerakan oleh motif yang salah.
Semangat jenis ini, secara eksternal atau dari luar tidaklah mudah untuk dibedakan, manakah yang rohani dan mana yang daging. Mengapa? Karena keduanya sama-sama merupakan semangat bagi Allah tetapi motivasi kedua jenis semangat ini sama sekali berbeda. Keduanya bisa melakukan hal yang sama bagi Tuhan namun apa yang menggerakkan mereka dan yang menjadi pusat dari apa yang mereka lakukan bisa sama sekali berbeda. Jadi berhati-hatilah!. Kesempurnaan semacam apa yang sedang saudara kejar sebenarnya?. Bayangkan, orang seperti Paulus (pada waktu itu masih benama Saulus), seorang yang ahli dalam Taurat, seorang ahli teologi di bawah didikan seorang rabi besar yaitu rabi Gamaliel Agung, dapat terjebak dalam hal ini.
Kesempurnaan Rohani Adalah Bagi Mereka Yang Rohani, Bukan Yang Dibawah Daging
Oleh karenanya, sebelum kita berbicara mengenai mengejar kesempurnaan, hal pertama yang saya ingin saudara tanyakan dengan serius adalah apakah hidup saudara masih berada di bawah daging?. Dibawah kendali daging?. Dibawah cara hidup saudara yang lama?. Jika iya, dengarlah dengan baik saran saya : “janganlah saudara mengejar kesempurnaan”. Mengapa?. Jika saudara masih lagi berada dibawah daging dan saudara mengejar kesempurnaan maka saudara akan berakhir dengan kesempurnaan yang salah. Oleh karenanya, yang paling awal yang harus diperhatikan adalah bagaimana saudara memulai hidup kekristenan saudara ini. Saudara haruslah mengalami regenerasi, kelahiran baru dari Allah. Dengan demikian, ini mengarahkan saudara untuk terlebih dahulu mengambil keputusan untuk selesai dengan diri saudara, dengan hidup lama saudara yang berpusatkan ego saudara itu. Benar-benar selesai dengan dosa, dunia dan diri saudara.
Ciri AntiKristus
Saya ingin saudara memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh karena sebagaimana yang telah diperingatkan kepada kita oleh firman bahwa bahkan beberapa musuh terbesar gereja itu sendiri muncul atau berasal dari gereja. Sebagai contoh; diberitahukan kepada kita dalam 1 Yoh 2 : 18-19 bahwa antikristus itu berasal dari antara kita namun mereka itu sebenarnya tidak sungguh-sungguh termasuk ke dalam kita. Mengapa?. Mereka adalah orang-orang yang mungkin telah di didik dalam kebenaran firman Tuhan bahkan mungkin telah dibaptis namun yang sama sekali belum pernah mengalami kelahiran baru dari Allah. Mengapa?. Karena mereka belum pernah benar-benar selesai dengan diri mereka. Dan salah satu tanda dari antikristus adalah bahwa mereka ingin menjadi yang no 1 digereja Tuhan, bukan lagi Allah dan Kristus. Mereka mengejar kesempurnaan namun bukan Allah fokusnya namun diri mereka sendiri. Oleh karena itu, hati dan motif kita haruslah sepenuhnya diselidiki dihadapan Allah.
Yang sempurna secara rohani : “Hidupnya, Hatinya dan Seluruh Pikirannya berpusatkan kepada Kristus dan Allah.
Nah, bagaimana dengan kesempurnaan yang rohani?. Seperti apakah orang yang sedang mengejar kesempurnaan yang rohani?. Saudara dapat melihatnya di dalam Filipi 3 : 15. Apa yang dikatakan di sana? : “Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu”. Kata “kita” disini termasuk juga Paulus dan ia sedang merujuk kepada kesempurnaan secara rohani di sini. Perhatikan apa yang ia katakan di Filipi 3 : 13-14 – “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”.
Ia mengatakan bahwa ini yang ia lakukan yaitu ia melupakan apa yang dibelakangnya. Apa itu? Segala pencapaian-pencapaian lahiriahnya itu (Filipi 3 : 5-6), termasuk kesempurnaaan lahiriahnya itu. Bukan hanya itu; segala yang dibelakangnya termasuk dirinya sendiri. Ia telah memutuskan untuk selesai dengan dirinya. Bahkan dia telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah. Hal ini dikarenakan matanya tertuju untuk mengenal Kristus (Filipi 3 : 8, 10). Inilah cara pikir mereka yang sempurna. Mereka yang sempurna secara rohani, hidupnya, hatinya dan seluruh pikirannya berpusatkan kepada Kristus dan Allah.
Dengan demikian, sekarang saudara dapat melihat bahwa kesempurnaan rohani di dalam Alkitab berkaitan dengan isi dan sikap hati kita. Paulus tidak sedang mengatakan bahwa ia telah sempurna secara absolut yaitu kehidupan yang sempurna secara moral dimana ia tidak melakukan kesalahan sedikitpun; karena pada kenyataannya, sekalipun hati kita sempurna bagi Allah dan kita benar-benar berusaha menjadi sempurna, adakalanya kita melakukan kesalahan karena kurangnya pemahaman akan perkara-perkara rohani. Niat kita mungkin baik tetapi pelaksanaannya mungkin saja salah karena kita tidak mengetahui tindakan yang paling tepat untuk dilakukan pada waktu dan situasi-situasi tertentu. Hal ini terutama nampak pada mereka yang baru menjadi seorang percaya, bagi mereka yang masih belum belajar hidup bergaul  dengan Tuhan dan belajar mengenal kehendak Tuhan. Roh Allah siap membimbing kita dalam kebenaran namun itu terbatasi oleh kemampuan kita untuk dapat berkomunikasi dengan-Nya.
Kesempurnaan ini berpusatkan kepada Allah dan berasal dari sikap hati yan sempurna kepada Allah. Dengan demikian, ia bukanlah sesuatu yang dikejar untuk dipamerkan. Berhati-hatilah dan ujilah kesempurnaan macam apa yang saudara kejar dan itu sangat berhubungan dengan sikap hati saudara yang tersembunyi itu, siapa saudara yang tidak terlihat itu. Alangkah anehnya jika ada orang yang biasanya malas namun ketika ada orang  lain menjadi begitu sangat rajin atau yang sebenarnya tidak suka berdoa dan belajar firman namun ketika ada orang-orang tertentu menjadi begitu sangat tekun dalam doa dan firman.  Kehidupan yang seperti apa ini?. Oleh karenanya manusia sempurna pada dasarnya adalah mereka yang hidupnya secara total terpusat kepada Allah.
Kesempurnaan Absolut : “Ketika kita bersama dengan Tuhan dan memandang-Nya muka dengan muka”
Yang terakhir. Kita mendapati satu ayat yang berkontradiski dengan penyataan Paulus sebelumnya di Filipi 3 : 15. Dalam ayat 15, ia mengatakan “kita yang sempurna” namun di ayat 12 ia mengatakan : “ia belum lagi sempurna”. Sebenarnya ayat ini tidak berkontradiksi karena ia memang membicarakan kesempurnaan dalam level yang lain, yaitu kesempurnaan abslout. Ia mengakui bahwa ia tidak sempurna dalam pengertian secara absolut tanpa dosa atau kesalahan sedikitpun. Mengapa?. Karena kesempurnaan jenis ini tidak mungkin dicapai dalam hidup saat ini, selama kita masih  berada dalam tubuh daging ini.
Namun ini tidak bermakna berdosa ataupun melakukan pelanggaran itu wajar. Tidak. Selama kita masih dalam daging, ada kalanya kita melakukan kesalahan karena kurangnya pengertian atau ketidaktahuan kita akan perkara rohani tertentu. Adalakalanya kita lalai dalam suatu hal dan kelalaian adalah dosa. Kekeliruan dalam melakukan suatu hal juga adalah dosa. Jadi kita semua masih jauh dari kesempurnaan jenis ini dan ia tidak dapat dicapai pada masa sekarang. Hanya di masa depan ketika tubuh kita ini telah diubahkan, kita akan menjadi sempurna seutuhnya.
Nah, oleh karena itu Paulus mengatakan aku belum sempurna dalam hal ini namun aku mengejarnya. Ia tidak menganggap kelalaian atau ketidakmengertian dalam perkara tertentu sebagai hal yang biasa, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk membenarkan diri. Ia mengejarnya. Di satu sisi, ia pernah mengatakan bahwa ia lebih suka mati dan diam bersama-sama dengan Kristus. Mengapa?. Karen ia tahu, selama ia masih berada dalam tubuh dagingnya ini, ia tidak dapat berkomunikasi dengan Allah muka dengan muka dan secara sempurna mengenal Allah. Tapi ini bukan dengan bunuh diri namun dengan hidup dalam ketaatan dan kesetiaan hingga kematiannya datang. Jadi, saudara lihat, inilah mereka yang sempurna secara rohani, dimana kehidupan jasmani bahkan nyawa mereka sendiri tidak menguasai mereka. Mereka telah selesai dengan semua itu. Mereka tidak takut kepada kematian karena mereka mengejar kesempurnaan itu. Amin

No comments:

Post a Comment