Yoh 17 : 3
By. Aprys Radja
Hidup Kekal adalah mengenal Allah dan Yesus Kristus
yang Ia utus.
Saudara semua pasti
telah familier dengan ayat ini, bukan?.
Nah, saya ingin
kita semua memperhatikan ayat ini dengan baik. Apa yang bisa kita perhatikan
dari doa Yesus dalam perikop ini?. Hidup kekal di sini mencakup 2 komponen
penting, yaitu mengenal Bapa sebagai satu-satunya Allah yang benar dan mengenal
Yesus Kristus yang Ia utus. Kata penting yang bersinggungan dengan hidup kekal
secara langsung disini adalah perkataan “mengenal”. Perkataan "mengenal"
ini berbicara mengenai menjalin hubungan yang personal atau pribadi, mengenal
melalui mengalaminya secara pribadi. Nah, pertanyaan yang sangat serius dari
hal ini adalah berapa banyak dari antara kita yang dapat dengan jujur
mengatakan bahwa kita memiliki hubungan semacam ini dengan satu-satunya Allah
yang benar ini dan dengan Yesus Kristus?. Atau malah kita sendiri tidak tahu
seperti apa itu?. Kata ini bermakna mengenal melalui pengalaman pribadi. Inilah
yang menjadi masalah buat kebanyakkan orang Kristen dalam memandang hidup kekristenannya.
Jadi, sebelum kita
berbangga dengan diri kita sebagai orang-orang yang memahami monotheisme, saya
ingin kita merenungkan dengan sungguh-sungguh hal ini : “apakah kita telah
memiliki hubungan pribadi dengan Allah yang satu-satu ini?”. Jika tidak,
pertanyaannya adalah mengapa?. Saya harap saudara mau memikirkan hal ini dengan
serius.
Monotheisme : Bapa sebagai satu-satunya Allah dan
Penguasa atas hidup kita.
Jika saudara
mengatakan saudara adalah seorang monotheisme, seorang monotheisme sejati, yang
biblikal, maka ingatlah dan perhatikanlah dengan serius orang-orang Yahudi dan
apa yang terjadi kepada mereka. Mereka adalah orang-orang monotheisme dan
inilah yang membedakan antara mereka dengan bangsa-bangsa lain pada waktu itu,
yaitu iman monotheisme mereka, dimana mereka memiliki Yahweh sebagai satu-satunya
Allah mereka. Namun kemudian yang terjadi adalah mereka dibinasakan karena
mereka terlibat dalam politheisme, dimana mereka berzinah secara rohani dengan
menyembah kepada allah-allah bangsa lain. Iman monotheisme bukan hanya percaya
Ia sebagai satu-satunya Allah yang benar namun hidup sebagai pribadi yang
menjadikan Allah Yahweh itu sebagai satu-satunya Penguasa dalam hidup saya dan
saudara; dan dengan itu mengalami-Nya. Namun bagaimana dengan kita?. Berapa
banyak hal yang menguasai hidup kita saat ini?. Hari-hari ini, yang sangat
menyedihkan hati saya adalah sangat sedikit orang yang saya jumpai, yang
menceritakan pengalamannya dengan Tuhan, yang matanya terarah kepada
perkara-rohani. Yang ada malah semuanya begitu sibuk dengan perkara-perkara di
dunia ini. Yang mereka gumulkan dan perbincangkan hanyalah persoalan-persoalan
dunia, mereka begitu sibuk dengan soal-soal dunia. Tak ada yang bicara tentang
Allah ataupun iman dan kasih kepada Allah. Yang ada hanya persoalan pekerjaan,
rumah tangga, diri sendiri dan lain sebagainya. Sangat menyedihkan.
Apakah kita adalah
seorang monotheisme sejati, seorang Kristen?. Sebelum saudara dengan
tergesa-gesa menjawab hal ini, renungkanlah hal ini dengan baik. Inilah salah
satu hal yang begitu saya kuatirkan, yaitu banyaknya orang kristen yang tidak
memperhatikan dengan serius seperti apa kehidupan rohani yang mereka jalani
namun yang begitu berpuas diri dengan keadaan mereka saat ini. Perhatikanlah
dengan serius pertanyaan ini : apakah Allah adalah satu-satunya yang berkuasa
dalam hidup saudara dan saya?. Jangan lari dan melupakan pertanyaan ini karena
sekiranya saudara mengabaikan hal ini maka sia-sialah iman saudara.
Binasa karena tidak mengenal Allah
Saudara tahu apa
yang dikatakan Tuhan mengenai Israel melalui nabi-Nya?.
Mari kita
perhatikan Hosea 4 : 6 – “umat Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena
engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan
karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan
anak-anak mu”.
Yahweh mengatakan
bahwa Israel binasa karena mereka tidak mengenal Dia. Dan apakah Allah yang
tidak ingin mereka mengenal Dia? “tidak”, namun merekalah yang menolak
pengenalan itu. Kata mengenal disini adalah kata yang berbeda dari bahasa
sumbernya. Kata ini lazimnya di terjemahkan sebagai pengetahuan. Pengetahuan
disini berhubungan dengan pengetahuan akan Allah, dengan hukum atau ajaran
firman. Inilah yang terjadi dengan Israel; mereka menolak firman. Bagaimana
caranya?. Bagaimana dengan gereja Tuhan?. Kita bisa saja tidak menolak untuk
mengenal Dia secara langsung namun bukankah dengan menolak pengetahuan akan Dia
itu juga berarti kita menolak untuk mengenal Dia?. Kita mungkin saja tidak
menolak firman yang diberitakan namun dengan tidak menghidupinya secara serius,
bukankah secara tidak langsung kita telah menolaknya?. Karena menerima firman
bukan saja mendengar namun juga melakukannya. Bukankah itu juga caranya kita
belajar mengenal Allah?.
Kitalah yang menolak mengenal Allah dari cara bagaimana
kita hidup.
Mari kita pikirkan
hal ini sejenak!. Apakah kita adalah seseorang yang menolak pengenalan akan
Allah?. Bukankah kita semua rindu untuk mengenal Allah, dimana kita semua ingin
mengalami-Nya secara pribadi?, bukankah begitu?. Lalu bagaimana ini bisa
terjadi?. Sekarang pikirkan bagaimana selama ini cara saudara hidup!. Sebagai
contoh : apakah saudara hidup dengan memberi ataukah mengumpulkan?. Bukankah
firman mengajarkan kita untuk hidup dengan memberi dan bukan dengan
mengumpulkan?, bahkan memberi dari kekurangan kita?. Tetapi mengapa kita tidak
menghidupinya?. Mengapakah mengumpulkan?. Itu dikarenakan saudara takut hari
depan saudara, akan apa yang akan terjadi dengan saudara. Apakah ini iman?. Bahkan
ada orang yang mengoleksi satu jenis barang atau barang-barang tertentu, begitu
banyaknya barang itu sehingga saya berpikir mengapa barang-barang itu tidak di
jual dan uangnya diberikan kepada orang yang membutuhkan?. Kita begitu kuatir
akan hidup kita sehingga kita tidak mampu memberi. Kalau begitu, bagaimana kita
dapat mengalami Allah dan dengan itu mengenal-Nya?.
Saya pernah katakan
hal ini kepada 2 orang saudara!
Ada cara yang
sangat mudah untuk bertumbuh dan ada juga cara yang sangat mudah untuk
seseorang itu secara rohani menjadi binasa. Jika saudara mau bertumbuh maka hiduplah
dengan memberi namun jika saudara tidak ingin bertumbuh, maka simpanlah uang
mu. Ini tidak hanya terbatas pada uang, seolah-olah jika saudara telah memberi
uang saudara maka itulah hidup rohani. Dengan menyimpan untuk diri sendiri maka
saudara sedang menghambat pertumbuhan rohani saudara. Ini cara yang paling
cepat untuk seseorang itu mundur secara rohani.
Saudara mengatakan
bahwa saudara ingin mengenal Dia, mengapa takut kekurangan?. Mengapa takut
penderitaan?. Mengapa takut mengambil keputusan yang penting dalam hidup
saudara dengan Tuhan?. Saudara lihat, kitalah yang menolak pengenalan itu dan
kita binasa karenanya. Mengapa? Karena bagaimana kita hidup dan bertumbuh
secara rohani tanpa mengenal Allah itu?. Itu tidak mungkin. Mengapa takut malu?.
Wajah kita ini ya begitu tipis sehingga kita tidak mau marasa malu jika orang
tahu kelemahan kita. Tolonglah, janganlah berpuas diri saudara ku, itu tidak
baik. itu berbahaya. Sangat berbahaya.
Hidup Kekristenan : mengenal dan di kenal oleh Allah.
Mari kita lihat
persoalan pengenalan akan Allah ini lebih jauh. Mari kita perhatiakan Galatia 4
: 9. Apa yang dikatakan di sana? : “tetapi sekarang sesudah kamu mengenal
Allah, atau lebih baik, sesudah kamu di kenal Allah, bagaimana kamu berbalik
lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri
lagi kepadanya?”. Lihat, ini hal yang unik!. Apa yang saya ingin katakan adalah
kehidupan Kristen berbicara mengenai mengenal dan dikenal oleh Allah. Kita
selalu berbicara mengenai percaya kepada Allah tapi apakah kita dipercayai oleh
Allah?. Kita selalu bicara mengenai menerima Allah tapi apakah kita diterima
oleh Allah? Atau siapakah yang lebih besar, Allah ataukah kita? Jadi siapakah
yang menerima siapa?. Malah keselamatan juga secara langsung dikaitkan dengan
persoalan apakah kita dikenal oleh Allah. Banyak orang mengatakan mereka
mengenal Allah dan Kristus namun pada harinya nanti mereka akan sangat
terkejut. Mengapa?. Apakah saudara mengerti hal ini?. Saudara ingat kejadian di
Matius 7 : 23?. Apa yang Yesus katakan kepada orang-orang itu?. Aku tidak
pernah mengenal kamu, dan kemudian dilanjutkan dengan perkataan “enyahlah”.
Saudara pahamkan artinya perkataan ini?. Dan siapakah mereka ini?. Hamba-hamba-Nya,
orang-orang Kristen ; namun apa yang Ia katakan mengenai mereka? “pembuat
kejahatan”. Jadi, biarlah kita tidak berbangga dan merasa puas dengan gelar
kita itu. Sebenarnya pembuat kejahatan bermakna “pelanggar hukum” dan jika kita
mengerti kata hukum, hal itu merujuk kepada 2 hukum utama itu, hukum kasih.
Oleh karenanya Paulus
katakan : “ tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah (1 Kor 8 :
3). Mari kita lihat lagi satu ayat lainnya, yaitu di 2 Timotius 2 : 19. Apakah yang
dikatakan di sana? : “tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan
materainya ialah : “Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya” dan “setiap orang yang
menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan”. Jadi, yang mengasihi-Nya
dikenal sebagai kepunyaan-Nya.
Mengenal Allah : "singkirkanlah berhala
saudara".
Kembali kepada apa
yang saya sampaikan sebelumnya. Saudara ku, salah satu hal yang menjadi jerat
bagi Israel adalah berhala-berhala bangsa-bangsa lain disekeliling mereka pada
waktu itu dan juga karena hati mereka yang bercabang. Oleh karena itu, Paulus,
karena ia begitu menghendaki untuk mengenal Kristus (Filipi 3 : 10), Ia
melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah. Ia memfokuskan hidupnya untuk
mengenal Kristus dan Ia tidak menginginkan ada satu halpun yang akan
menghalangi dirinya dari pengenalan ini. Paulus mengerti, satu hal saja yang
dipertahankan bagi dirinya, pada suatu ketika dapat menjadi jerat bagi hidup
rohaninya.
Inilah yang sedang
saya renungkan hari-hari ini! Apakah kita benar-benar terfokus kepada hal ini?.
Apakah seluruh hidup kita di arahkan untuk hal ini, untuk mengenal Bapa,
satu-satunya Allah yang benar itu dan Yesus Kristus yang di utus-Nya?. Jika
demikian, singkirkanlah segala penghambat untuk saudara dapat mencapai hal ini.
Amin
No comments:
Post a Comment