Seri pengenalan
akan Allah
“Makna Merendahkan Diri”
By. Aprys Radja
Hari
ini kita akan melanjutkan pembahasan kita mengenai seri kita, yaitu pengenalan
akan Allah. Bagi saya, tidak ada hal dalam hidup kita ini yang begitu penting selain
untuk mengenal Allah, untuk hidup dalam suatu hubungan yang sejati dengan Dia. Kerinduan
saya adalah bahwa kita masing-masing mau menjadikan hal ini sebagai gol dalam
hidup kita dan mengejar-Nya sepanjang hidup kita ini.
Minggu
lalu kita telah melihat bahwa mereka yang rendah hatilah yang akan mengalami
Tuhan dan akan mengenal-Nya. Merekalah yang akan mengalami Allah secara
mendalam dan secara pribadi karena Allah berkenan ditemukan oleh orang-orang
yang demikian. Seperti yang dikatakan nats firman Tuhan : “Allah menentang
orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati”, seperti yang
kita lihat minggu lalu. Atau apakah yang dikatakan Allah melalui nabi-Nya yaitu
Yesaya? : “sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang
bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya; Aku bersemayam di
tempat tinggi dan ditempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan
rendah hati, untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk (Yesaya 57 : 15).
Mengalami Allah dan
kualitas hidup.
Ya,
masing-masing kita telah mengalami kebaikan Tuhan dalam caranya masing-masing
tetapi apakah kita mengalami-Nya secara pribadi, dalam hubungan yang mendalam
dengan Dia, dimana Ia menyatakan diri-Nya kepada saya dan saudara sehingga
terjadi perubahan dalam hidup kita?. Lalu mengapa saya dan saudara tidak
mengalami-Nya dengan cara yang demikian?. Apa yang menjadi masalah-Nya?. Saya
sering mengatakan dalam banyak kesempatan bahwa saya meragukan perkataan
orang-orang saat ini, yang mengatakan bahwa mereka mengalami Allah secara
pribadi namun yang tidak menunjukkan suatu kualitas rohani dalam hidupnya. Maafkan
saya jika mengatakan demikian.
Apa
masalahnya telah lihat kita mingu lalu!.
Saudara
tahu dalam banyak kesempatan di dalam Alkitab, ketika Tuhan menyatakan diri-Nya
kepada hamba-hamba-Nya, mereka bukan berada dalam kondisi tertentu. Mereka
tidak selalu dalam posisi doa atau penyembahan. Seringkali Tuhan datang
menyampaikan firman-Nya kepada mereka ketika mereka dalam perjalanan, ada yang
sedang menggembalakan dombanya dan lain sebagainya. Adakah sesuatu yang dapat
saudara perhatikan dari fenomena ini?.
Iya,
inilah yang ingin disampaikan kepada kita melalui fenomena ini, yaitu apakah
kita adalah orang-orang yang kepadanya Allah dapat berkomunikasi, dapat Allah
jumpai dan mengalami Dia adalah “mengenai
siapa saudara”. Ini bicara tentang jati diri saudara. Saudara bisa saja
adalah orang yang rajin beribadah dan melakukan hal-hal agamawi lainnya namun
saudara tidak akan menemukan-Nya. Saudara dapat saja membungkuk sedemikian
rendah secara fisik namun apakah saudara adalah orang rendah hatinya?. Saudara
dapat saja mengatakan hal-hal yang rohani namun apakah saudara adalah orang
yang rohani?. Jadi apakah saudara adalah orang yang rendah hati?. Ini yang saya
ingin tunjukkan kepada saudara, yaitu bahwa apakah kita dapat bertemu dengan
Tuhan atau tidak, dan memiliki hubungan yang hidup dengan Dia atau tidak,
sangatlah berkaitan dengan sikap hati saudara, jati diri saudara.
Merendahkan diri
terhadap Allah terlihat dalam hubungan dengan sesama.
Ketika
kita bicara mengenai merendahkan diri, hal ini bukan hanya berkaitan dengan
sikap hati kita terhadap Tuhan namun juga terhadap sesama. Mengapa? Karena
seperti apa hubungan kita dengan Tuhan akan tertunjuk dalam sikap kita terhadap
sesama. Perhatikan saja apa yang dikatakan kepada kita oleh Rasul Yakobus
(Yakobus 4 : 6 dan 10) dan juga Rasul Petrus (1 Petrus 5 : 5-6). Perhatikanlah;
Allah menentang orang yang congkak namun mengasihani orang yang rendah hati.
Bagaimana mungkin kita dapat menghadap Tuhan dengan hati yang congkak, yang tidak
saling menundukkan diri satu terhadap yang lain dan berharap dapat bertemu
dengan Dia?. Rasul Petrus katakan : “dan kamu semua, rendahkanlah dirimu
seorang terhadap yang lain”.
Teladan Yesus.
Ke
dua rasul ini menyatakan pengajaran Yesus dengan baik.
Saudara
ingat pada suatu kejadian, para murid mempertengkarkan siapa yang terbesar
diantara mereka (Markus 9 : 34) dan kemudian apa yang Yesus katakan? : “Jika
seseorang ingin menjadi terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya
dan pelayan dari semuanya”. Sekali lagi hal ini terjadi di Markus 10, dan apa
yang Yesus katakan : “tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin
menjadi terbesar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayan mu, dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hamba
untuk semua”. Dan Ia melanjutkan : karena Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang (Markus 10 : 43-45).
Merendahkan diri :
“ berpalinglah dari keinginan untuk menjadi terbesar di dunia”.
Dengan
kata lain, cara untuk mengalami Allah dan untuk dapat masuk ke dalam kerajaan
Allah adalah berpalinglah dari keinginan menjadi yang terbesar di dunia ini. Makanya
Yesus katakan jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Bertobat artinya berbalik. Dari apa?
Menjadi anak kecil berarti menjadi bukan siapa-siapa. Jadi, berbalik dari apa? Dari
keinginan untuk menjadi terbesar. Tapi inilah yang terjadi kepada murid-murid
dan juga gereja hari-hari ini. Bayangkan betapa sedihnya hati Yesus ketika melihat
gereja-Nya hari ini tidak hidup menurut teladan-Nya. Inilah mengapa Ia menegur mereka
di Lukas 6 : 46 – “mengapa kamu berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan, padahal kamu
tidak melakukan apa yang Aku katakan?”. Inilah
pikiran kita sebagai orang Kristen saat ini dan itu sangat mengerikan. Menjadi Kristen
berarti saya harus menjadi besar di dunia ini, menjadi kepala dan bukan ekor. Dan
bagaimana itu maksudnya?.
Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya : kalian ini sedang menuju ke arah yang salah. Yang
kalian pikirkan adalah kemuliaan duniawi sedangkan aku sedang menuju kematian
(salib), menuju kehinaan duniawi. Makanya salib selalu menjadi batu sandungan
bagi banyak orang karena orang-orang tidak bisa memahami bahwa Yesus datang bukan untuk memuliakan
diri-Nya namun untuk merendahkan diri-Nya, karena satu-satunya jalan supaya
keselamatan itu bisa digenapi adalah dengan cara merendahkan diri bahkan sampai
kepada kematian. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama di bumi ini. Mengapa?, Baca saja Filipi 2 :
5-8. Mengapa? Karena Ia merendahkan diri-Nya bahkan sampai kepada kematian. Inilah
caranya ke atas yaitu dengan turun makin ke bawah, makin hina, menjadi hamba
bagi semuanya. Tapi tidak sedikit dri antara kita sebagai hamba Tuhan mencari
posisi yang menyenangkan dan tinggi di dunia ini. Semuanya ingin terpandang dan
kita telah bergerak ke arah yang berlawanan dengan Yesus.
Bahkan
sekali lagi Yesus memalukan mereka pada suatu kesempatan. Yesus bertanya kepada
mereka “siapakah yang lebih besar, yang duduk makan atau yang melayani?. Bukankah
dia yang duduk makan?. Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan
(Lukas 22 : 27); atau apakah yang Ia sampaikan di Yoh 13 : 12-14 : “kamu
menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan kata mu itu tepat, sebab memanglah Aku Guru
dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kaki mu, Aku yang adalah Tuhan dan Guru mu
maka kamupun teladanilah itu”. Namun, apakah gereja berfungsi dengan cara yang
sama?.
Bagaimana caranya
kita menilai kesuksesan?.
Pikiran
gereja tentang sukses adalah gedung yang besar dan jemaat yang banyak. Namun
Yesus mengukur kesuksesannya lewat ukuran seberapa paham para murid akan jalur
kerendahan hati; jalur merendahkan diri. Dan saya ingin melangkah di jalur dan
jalan yang sama, yang di lalui oleh Yesus ini. Bagaimana dengan kita?. Sebaiknya
kita tidak mengklaim perlakuan khusus bagi diri kita. Inilah maksudnya menjadi
anak kecil yaitu anda harus bersedia untuk tidak memiliki status apapun,
menjadi bukan siapa-siapa. Bukankah ini artinya menjadi hamba?.
Merendahkan diri
bukan cara fungsi dunia ini!.
Nah,
satu hal yang akan dengan cepat dapat saudara perhatikan yaitu bahwa ini
bukanlah cara fungsi mayoritas tetapi iman kepada Allah. Marilah kita
perhatikan, apakah pandangan mayoritas di dunia ini?. Apakah ini cara fungsi
mayoritas manusia pada umumnya?. Tidak, semua manusia ingin naik semakin tinggi namun Yesus ingin kita
turun makin rendah. Inilah masalahnya. Bagaimana dengan gereja saat ini?. Sebenarnya
apakah kita berfungsi dengan cara ini atau tidak, lebih menunjukkan seperti apa
iman kita, apakah kita percaya kepada Allah atau tidak. Jadi, kita tidak
berfungsi berdasarkan pandangan mayoritas ataupun pandangan sendiri dalam hidup
rohani ini tapi iman terhadap firman
Tuhan. Karena ini bertentangan dengan suara mayoritas, dengan cara fungsi
manusia pada umumnya, sebagai akibatnya, saudara akan dipandangg aneh dan di
tolak. Merendahkan diri saat ini adalah begitu sulit; bagaimana dengan diri
kita?. Siapakah yang akan membela kita?. Percayalah, Tuhan adalah pembela kita.
Saudara akan melihat bagaimana Dia akan menjadi Allah bagi saudara. Amin
Slots Casino - A Member of WooriSinos
ReplyDeleteSlots Casino - A Member 토토 사이트 홍보 게시판 of WooriSinos.info 룰렛 이벤트 is 더킹 바카라 a member of 에볼루션 바카라 WooriCasinos.info 토토 사이트 신고 and is registered in Uganda.