Tuesday 12 February 2013

PENGENALAN AKAN ALLAH ( Bagian 1 )

Yoh 17 : 3
By. Aprys Radja


Hidup Kekal adalah mengenal Allah dan Yesus Kristus yang Ia utus.
Saudara semua pasti telah familier dengan ayat ini, bukan?.
Nah, saya ingin kita semua memperhatikan ayat ini dengan baik. Apa yang bisa kita perhatikan dari doa Yesus dalam perikop ini?. Hidup kekal di sini mencakup 2 komponen penting, yaitu mengenal Bapa sebagai satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang Ia utus. Kata penting yang bersinggungan dengan hidup kekal secara langsung disini adalah perkataan “mengenal”. Perkataan "mengenal" ini berbicara mengenai menjalin hubungan yang personal atau pribadi, mengenal melalui mengalaminya secara pribadi. Nah, pertanyaan yang sangat serius dari hal ini adalah berapa banyak dari antara kita yang dapat dengan jujur mengatakan bahwa kita memiliki hubungan semacam ini dengan satu-satunya Allah yang benar ini dan dengan Yesus Kristus?. Atau malah kita sendiri tidak tahu seperti apa itu?. Kata ini bermakna mengenal melalui pengalaman pribadi. Inilah yang menjadi masalah buat kebanyakkan orang Kristen dalam memandang hidup kekristenannya.

Jadi, sebelum kita berbangga dengan diri kita sebagai orang-orang yang memahami monotheisme, saya ingin kita merenungkan dengan sungguh-sungguh hal ini : “apakah kita telah memiliki hubungan pribadi dengan Allah yang satu-satu ini?”. Jika tidak, pertanyaannya adalah mengapa?. Saya harap saudara mau memikirkan hal ini dengan serius.

Monotheisme : Bapa sebagai satu-satunya Allah dan Penguasa atas hidup kita.
Jika saudara mengatakan saudara adalah seorang monotheisme, seorang monotheisme sejati, yang biblikal, maka ingatlah dan perhatikanlah dengan serius orang-orang Yahudi dan apa yang terjadi kepada mereka. Mereka adalah orang-orang monotheisme dan inilah yang membedakan antara mereka dengan bangsa-bangsa lain pada waktu itu, yaitu iman monotheisme mereka, dimana mereka memiliki Yahweh sebagai satu-satunya Allah mereka. Namun kemudian yang terjadi adalah mereka dibinasakan karena mereka terlibat dalam politheisme, dimana mereka berzinah secara rohani dengan menyembah kepada allah-allah bangsa lain. Iman monotheisme bukan hanya percaya Ia sebagai satu-satunya Allah yang benar namun hidup sebagai pribadi yang menjadikan Allah Yahweh itu sebagai satu-satunya Penguasa dalam hidup saya dan saudara; dan dengan itu mengalami-Nya. Namun bagaimana dengan kita?. Berapa banyak hal yang menguasai hidup kita saat ini?. Hari-hari ini, yang sangat menyedihkan hati saya adalah sangat sedikit orang yang saya jumpai, yang menceritakan pengalamannya dengan Tuhan, yang matanya terarah kepada perkara-rohani. Yang ada malah semuanya begitu sibuk dengan perkara-perkara di dunia ini. Yang mereka gumulkan dan perbincangkan hanyalah persoalan-persoalan dunia, mereka begitu sibuk dengan soal-soal dunia. Tak ada yang bicara tentang Allah ataupun iman dan kasih kepada Allah. Yang ada hanya persoalan pekerjaan, rumah tangga, diri sendiri dan lain sebagainya. Sangat menyedihkan.

Apakah kita adalah seorang monotheisme sejati, seorang Kristen?. Sebelum saudara dengan tergesa-gesa menjawab hal ini, renungkanlah hal ini dengan baik. Inilah salah satu hal yang begitu saya kuatirkan, yaitu banyaknya orang kristen yang tidak memperhatikan dengan serius seperti apa kehidupan rohani yang mereka jalani namun yang begitu berpuas diri dengan keadaan mereka saat ini. Perhatikanlah dengan serius pertanyaan ini : apakah Allah adalah satu-satunya yang berkuasa dalam hidup saudara dan saya?. Jangan lari dan melupakan pertanyaan ini karena sekiranya saudara mengabaikan hal ini maka sia-sialah iman saudara.

Binasa karena tidak mengenal Allah
Saudara tahu apa yang dikatakan Tuhan mengenai Israel melalui nabi-Nya?.
Mari kita perhatikan Hosea 4 : 6 – “umat Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anak mu”.

Yahweh mengatakan bahwa Israel binasa karena mereka tidak mengenal Dia. Dan apakah Allah yang tidak ingin mereka mengenal Dia? “tidak”, namun merekalah yang menolak pengenalan itu. Kata mengenal disini adalah kata yang berbeda dari bahasa sumbernya. Kata ini lazimnya di terjemahkan sebagai pengetahuan. Pengetahuan disini berhubungan dengan pengetahuan akan Allah, dengan hukum atau ajaran firman. Inilah yang terjadi dengan Israel; mereka menolak firman. Bagaimana caranya?. Bagaimana dengan gereja Tuhan?. Kita bisa saja tidak menolak untuk mengenal Dia secara langsung namun bukankah dengan menolak pengetahuan akan Dia itu juga berarti kita menolak untuk mengenal Dia?. Kita mungkin saja tidak menolak firman yang diberitakan namun dengan tidak menghidupinya secara serius, bukankah secara tidak langsung kita telah menolaknya?. Karena menerima firman bukan saja mendengar namun juga melakukannya. Bukankah itu juga caranya kita belajar mengenal Allah?.

Kitalah yang menolak mengenal Allah dari cara bagaimana kita hidup.
Mari kita pikirkan hal ini sejenak!. Apakah kita adalah seseorang yang menolak pengenalan akan Allah?. Bukankah kita semua rindu untuk mengenal Allah, dimana kita semua ingin mengalami-Nya secara pribadi?, bukankah begitu?. Lalu bagaimana ini bisa terjadi?. Sekarang pikirkan bagaimana selama ini cara saudara hidup!. Sebagai contoh : apakah saudara hidup dengan memberi ataukah mengumpulkan?. Bukankah firman mengajarkan kita untuk hidup dengan memberi dan bukan dengan mengumpulkan?, bahkan memberi dari kekurangan kita?. Tetapi mengapa kita tidak menghidupinya?. Mengapakah mengumpulkan?. Itu dikarenakan saudara takut hari depan saudara, akan apa yang akan terjadi dengan saudara. Apakah ini iman?. Bahkan ada orang yang mengoleksi satu jenis barang atau barang-barang tertentu, begitu banyaknya barang itu sehingga saya berpikir mengapa barang-barang itu tidak di jual dan uangnya diberikan kepada orang yang membutuhkan?. Kita begitu kuatir akan hidup kita sehingga kita tidak mampu memberi. Kalau begitu, bagaimana kita dapat mengalami Allah dan dengan itu mengenal-Nya?.

Saya pernah katakan hal ini kepada 2 orang saudara!
Ada cara yang sangat mudah untuk bertumbuh dan ada juga cara yang sangat mudah untuk seseorang itu secara rohani menjadi binasa. Jika saudara mau bertumbuh maka hiduplah dengan memberi namun jika saudara tidak ingin bertumbuh, maka simpanlah uang mu. Ini tidak hanya terbatas pada uang, seolah-olah jika saudara telah memberi uang saudara maka itulah hidup rohani. Dengan menyimpan untuk diri sendiri maka saudara sedang menghambat pertumbuhan rohani saudara. Ini cara yang paling cepat untuk seseorang itu mundur secara rohani.

Saudara mengatakan bahwa saudara ingin mengenal Dia, mengapa takut kekurangan?. Mengapa takut penderitaan?. Mengapa takut mengambil keputusan yang penting dalam hidup saudara dengan Tuhan?. Saudara lihat, kitalah yang menolak pengenalan itu dan kita binasa karenanya. Mengapa? Karena bagaimana kita hidup dan bertumbuh secara rohani tanpa mengenal Allah itu?. Itu tidak mungkin. Mengapa takut malu?. Wajah kita ini ya begitu tipis sehingga kita tidak mau marasa malu jika orang tahu kelemahan kita. Tolonglah, janganlah berpuas diri saudara ku, itu tidak baik. itu berbahaya. Sangat berbahaya.

Hidup Kekristenan : mengenal dan di kenal oleh Allah.
Mari kita lihat persoalan pengenalan akan Allah ini lebih jauh. Mari kita perhatiakan Galatia 4 : 9. Apa yang dikatakan di sana? : “tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu di kenal Allah, bagaimana kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?”. Lihat, ini hal yang unik!. Apa yang saya ingin katakan adalah kehidupan Kristen berbicara mengenai mengenal dan dikenal oleh Allah. Kita selalu berbicara mengenai percaya kepada Allah tapi apakah kita dipercayai oleh Allah?. Kita selalu bicara mengenai menerima Allah tapi apakah kita diterima oleh Allah? Atau siapakah yang lebih besar, Allah ataukah kita? Jadi siapakah yang menerima siapa?. Malah keselamatan juga secara langsung dikaitkan dengan persoalan apakah kita dikenal oleh Allah. Banyak orang mengatakan mereka mengenal Allah dan Kristus namun pada harinya nanti mereka akan sangat terkejut. Mengapa?. Apakah saudara mengerti hal ini?. Saudara ingat kejadian di Matius 7 : 23?. Apa yang Yesus katakan kepada orang-orang itu?. Aku tidak pernah mengenal kamu, dan kemudian dilanjutkan dengan perkataan “enyahlah”. Saudara pahamkan artinya perkataan ini?. Dan siapakah mereka ini?. Hamba-hamba-Nya, orang-orang Kristen ; namun apa yang Ia katakan mengenai mereka? “pembuat kejahatan”. Jadi, biarlah kita tidak berbangga dan merasa puas dengan gelar kita itu. Sebenarnya pembuat kejahatan bermakna “pelanggar hukum” dan jika kita mengerti kata hukum, hal itu merujuk kepada 2 hukum utama itu, hukum kasih.

Oleh karenanya Paulus katakan : “ tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah (1 Kor 8 : 3). Mari kita lihat lagi satu ayat lainnya, yaitu di 2 Timotius 2 : 19. Apakah yang dikatakan di sana? : “tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan materainya ialah : “Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya” dan “setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan”. Jadi, yang mengasihi-Nya dikenal sebagai kepunyaan-Nya.

Mengenal Allah : "singkirkanlah berhala saudara".
Kembali kepada apa yang saya sampaikan sebelumnya. Saudara ku, salah satu hal yang menjadi jerat bagi Israel adalah berhala-berhala bangsa-bangsa lain disekeliling mereka pada waktu itu dan juga karena hati mereka yang bercabang. Oleh karena itu, Paulus, karena ia begitu menghendaki untuk mengenal Kristus (Filipi 3 : 10), Ia melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah. Ia memfokuskan hidupnya untuk mengenal Kristus dan Ia tidak menginginkan ada satu halpun yang akan menghalangi dirinya dari pengenalan ini. Paulus mengerti, satu hal saja yang dipertahankan bagi dirinya, pada suatu ketika dapat menjadi jerat bagi hidup rohaninya.

Inilah yang sedang saya renungkan hari-hari ini! Apakah kita benar-benar terfokus kepada hal ini?. Apakah seluruh hidup kita di arahkan untuk hal ini, untuk mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar itu dan Yesus Kristus yang di utus-Nya?. Jika demikian, singkirkanlah segala penghambat untuk saudara dapat mencapai hal ini. Amin

No comments:

Post a Comment